Postingan

[R] for Regrets

"having no regrets is all that she really wants" Kalimat yang selalu akal ku ingat, ku resapi setiap katanya dan membuatku memikirkan kata "regrets" atau penyesalan. Rasanya setiap langkah yang ku ambil, aku selalu menyesal. Terkadang aku lebih kesal dengan diriku. "Kenapa sih ambil pilihan ini? Kenapa kemarin gak berusaha buat selesaikan semuanya? Kenapa gak coba chat lagi tanya udah free atau belum?"  KENAPA KENAPA KENAPA?  Berawal dari kenapa dan penyesalan itu muncul lalu akal memulai kerja kerasnya untuk overthinking.  Yups! Siang menjadi malam, dan malam menjadi siang. Perubahan yang cepat terjadi dan penyesalan terus berkembang biak seperti amoeba. Sampai akhirnya pertahanan mata ini tak sanggup menopangnya. Rasanya seperti tsunami, mengalir begitu deras, lalu menjadi hening.  Tak apa, menangis lah. Teruntuk diriku, penyesalan mu mungkin akan selalu datang. Tapi tindakan mu tidak salah, karena a human learn from mistake. "Having no regrets is a...

[U] Pemikiran yang salah

 Sesuatu yang berat itu, ketika kamu harus melangkah sendiri. Walaupun keluarga mu mendukung semua keputusan mu, tapi mereka tetap bersikeras untuk kamu mengikuti kemauan mereka.  Tidak! Benar-benar tidak ada yang akan peduli pada tangisan mu setiap malam. Mereka hanya butuh kesuksesan mu. Terkadang ketika aku harus pergi sendiri lagi, aku terlalu takut. Rasanya seperti semua mata memandang ku dan berkata  "Bukankah dia terlalu tua untuk berada disini?" "Bukankah dia senior kita?" "Kelana dia tidak segera lulus?" Dan dalam pemikiran ku sendiri, menangis kembali.  Tidak! Ini bukan salah orang tua ku, bukan salah teman ku, bukan salah orang lain. Tapi ini salahku, yang hidup dalam pemikiran yang salah. Selalu mengambil langkah yang salah.  Pada akhirnya air mata tetap setia untuk terus mengalir setiap harinya. Nov 24, 2021 HN

[N] berlari sendiri

Samar ku dengar, suara hati yang mengatakan kata ini setiap kali ku terjatuh  " Bisakah kau lari dari sini membawaku juga? " Air mataku selalu menetes, mengisyaratkan lelah tapi raga ku tetap terdiam tanpa bertindak.  "Tolong katakan pada jiwa bahwa raga hanya terdiam, tolong lisan jelaskan bahwa kita harus berhenti" Kenyataan tak seindah khayalan, akal ku tetap menginginkan berada disini, sendiri. Akal berfikir bahwa raga itu kuat, jiwa pasti bisa tersenyum kembali.  " Bukankah kamu ingat bahwa Tuhan kita tidak akan memberikan cobaan di luar kemampuan? " Kita bisa memulai, tertawa, sedih, berlari dan mengakhiri nya bersama. Biarkan air mata mengalir karena dia berhak jatuh ke bumi. Tetapi setidaknya kita harus membawa raga untuk mencoba bersama. 11/07 HN